What you need :
  • Kaos polos
  • Sikat gigi bekas
  • Sisir
  • Air
  • Palet
  • Cat khusus kain
  • Kertas koran

Cat bisa dibeli di toko Bintang Palapa di Jalan Tunjungan, Surabaya. Mereknya idea, janagn salah beli ya, ada idea yang buat kaca sama kayu soalnya. Harganya kalau tidak salah 46 ribu rupiah. Lumayan mahal memang padahal proyek ini tidak butuh banyak cat.


How to:
  • Letakkan baju yang hendak di cat diatas kertas koran, supaya tidak mengotori lantai.
  • Letakkan koran yang cukup tebal diantara kedua lapisan baju, supaya cat di permukaan depan baju tidak tembus ke belakang.
  • Tuang cat ke palette, beri air secukupnya (Tips : semakin kental semakin halus butirannya)
  • Ambil cat dengan menggunakan sikat gigi bekas, dan gosokkan ke sisir. (Kayak ketrampilan jaman TK atau SD kalau yang masih ingat, Hehe)
  • Buat pola yang kamu suka.


Ngomong-ngomong, bagus loh hasilnya saya aja pengin bikin lagi. Hehehe. Adek saya juga bilang bagus, dan malah minta dibikinin.

Oh ya, karena saya baru bikin kemarin, saya belom pernah nyuci bajunya. Tapi cat idea ini sudah dipake sama banyak pengrajin kerudung dan kaos lukis, kurang lebih bisa dibilang tidak akan luntur kalau dicuci. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!





Hari kedua setelah SNMPTN, semenjak kemarin malam sudah bertekad untuk menonton film ini. Entah kenapa ya, kalau filmnya Won Bin itu mesi butuh perjuangan lebih dibanding yang lain. Pertama kali saya lihat film ini waktu saya lagi ke Gramedia Expo sama Bibul, dan tau-tau mendadak alay bin histeris pas liat ada filmnya si Om ganteng di rak depan. Hahaha.

Tapi saya waktu itu ndak beli filmnya. Mahal, cari yang murahan dulu, Yah Anda taulah yang saya maksud. Di lain hari akhirnya saya nyari DVD versi murahnya, eh toko DVDnya tutup. Pokoknya saya kecelek terus sampe dua kali, dan itu lumayan merepotkan. Untuk yang ketiga kalinya akhirnya tokonya buka tapi filmnya gak ada ternyata bajakannya. Ups. Haha

Seperti biasa saya kalau penasaran pasti tanya Mbah Google dulu, hmm... ternyata filmnya action banget gitu. Ada suatu blog malah yang mereview, buat yang gak tahan sama darah, mendingan gak usah nonton deh. Di situs itu juga dibilang kalau mendingan yang nonton orang dewasa, biar kuat mentalnya. Jujur, nyali saya langsung ciut. Saya paling gak bisa nonton film horror sama yang berdarah-darah. Tapi tetep aja saya penasaran. Won Bin soalnya ndak seberapa sering main film, tapi sekalinya main, pasti yang WOW gitu.

Akhirnya beberapa hari sebelum SNMPTN saya sengaja ngajak papa saya ke Gramedia Expo (Di gramedia Granci g ada soalnya), kebetulan papa saya orang yang gampang sekali dirayu kalau urusan buku dan entah kebetulan minta DVDnya juga gampang. Tapi saya memang bertekad sih nontonnya habis SNMPTN. Untuk pertama kalinya saya beli DVD yang asli. Hahaha. Papa saya sering sih tapi filmnya saya kurang suka jadinya ya gak saya tonton. Dan untuk kedua kalinya saya merasa jadi fan yang bondo. Hahaha

Dan saya juga bertekad buat nggak nonton film ini sendirian. Saya sudah janjian sama si Njar. Eh nggak tahunya kemarin malam saya SMS dia, ternyata dia sudah di Malang. Akhirnya saya pindah hati deh, tanya si Mochan, dan Mochan ternyata juga ke Jakarta. Oh nooo.... terus nonton sama sapa? Rumah Bibul kejauhan, lagian kalau nonton sama dia pasti entahlah. Entar aku gak bisa heboh. Hahaha. Akhirnyaaaa saya memberanikan diri nonton sendirian, sambil ditemani guling. Kalau ada adegan yang kira-kira ngeri mata saya saya tutupi pake guling sampe subtitlenya tok yang keliatan. Hahaha.

Yah ternyata setelah saya tonton, sebenermya nggak terlalu horor gitu se. Tapi saya sendiri sudah parno duluan gara-gara review di internet itu. Dan penjahat yang dikejar Won Bin itu bisnis organ tubuh gitu, ya saya kan antisipasi banget kalau tahu-tahu ada gambar yang bukan hanya sekedar darah yang mengucur. Tapi ada satu adegan yang bikin saya beranjak dari tempat duduk, dan nge bbm si Bibul, "NDAAA MATANYA MAU DICONGKEEELLL... " Yang dibales dengan "Alay kon Em." Tapi kayaknya juga ga diliatin kok, saya yakin. Masih tau sensor ngeri sih film ini.

Ngomong-ngomong filmnya sedih juga, saya nangis tiga kali. Sekalipun main tembak-tembakan wajah melankolis tetaplah melankolis (Wajahnya Wonbin). Hahaha. Cocok banget memang dia jadi Cha Tae Sik, dengan background kesedihan yang mendalam gitu. Ngomong-ngomong Won Bin ganteng banget disini. Ah tapi kapan se Omnya gak ganteng :3 Apalagi pas habis potong rambut.

Buat saya yang sebelumnya nonton Won Bin di Friends, terus langsung nonton film ini rasanya kebanting banget. Di Friends kan murah senyum, baik hati gitu, beda pokoknya g kayak disini. Yang bikin saya heran, pas klimaks film, adegan berdarah-darah, saya justru tahan liatnya. Entah ya saya juga kaget, Won Binnya ganteng banget se, terlalu eman kalau ditutupi pake guling. Hahaha.


Overall, bagus kok filmnya. Saya suka sama kepolosan dan kebaikan anak kecil. Ada juga pesan kehidupannya sih. Oh ya, filmnya juga banyak diputar di festival di luar Korea, dan gara-gara film ini Won Bin dapat 7 penghargaan.

Kalau yang penasaran ini sinopsisnya (source: indosiar.com)
Sebelumnya tidak banyak orang yang mengetahui siapa sebenarnya Cha Tae-sik (Won Bin). Sepertinya ia hanya seorang pria pendiam biasa yang menutup diri dari dunia luar. Karena saking misteriusnya, tidak heran jika orang-orang sekitarnya berspekulasi tentangnya, salah satunya Tae-sik diduga berasal dari dunia hitam. 

Mungkin satu-satunya teman yang dimilkinya hanyalah tetangganya, seorang gadis kecil bernama Jung So-mi (Kim Sae-ron) yang hampir setiap hari selalu menyempatkan diri mampir ke tempat tinggal sekaligus toko gadai kecil miliknya. Singkat kata hanya kepada So-mi-lah Tae-sik dapat membuka sedikit dirinya.

Masalah bermula ketika Hyo-jung (Kim Hyo-seo), ibu So-mi kedapatan mencuri heroin milik anggota kriminal kelas kakap. Akibatnya sangat fatal. So-mi yang tidak mengetahui apa-apa harus kena getahnya. Ia dan ibunya diculik, dan Tae-sik dipaksa untuk menuruti perintah para penculik. Sayangnya, para kriminal tersebut tidak mengetahui siapa orang yang dihadapinya.

Ternyata Cha Tae-sik bukanlah sekedar seorang penjaga toko gadai biasa. Ia adalah mantan agen rahasia dengan masa lalu yang menyedihkan dimana saat ini yang ada dalam pikirannya hanya satu, mencari dan menyelamatkan So-mi, satu-satunya orang yang mampu menyentuh hatinya, apapun yang terjadi.


Powered by Blogger.