Ehm… sejujurnya saya gak tahu harus memulai post ini bagaimana. Pertama-tama saya mengucapkan selamat kepada diri saya sendiri, haha, atas ketrimanya saya di Fakultas Arsitektur salah satu Univ. Negeri terkemuka di Surabaya melalui jalur SNMPTN tulis 2012. 

Seneng banget akhirnya jadi mahasiswa arsitektur. Alhamdulillah terima kasih Ya Allah.

Walaupun saya ketrima di pilihan kedua, saya tetap senang sekali. Walaupun sempet nangis, saya juga gak tahu, nangis kenapa, sedih juga enggak. Ya nangis gitu pas liat pengumuman. Haha. 

Sekedar cerita, saya sebenernya pengen banget masuk univ yang dibandung sono, dengan jurusan yang sama. Sekolahnya Pak Ciputra, Pak Habibie. Anda tahu kan yah. Tapi apa boleh buat ketrimanya di pilihan kedua. Tapi jujur saya ini sudah seneng banget. Haha.

Sebelum pengumuman, saya berdoa di waktu mustajabah (Waktu antara sesudah adzan sampe iqomat). Jujur, saat itu saya bingung harus doa apa. Kalau misalnya saya doa, "Ya Allah tembus pilihan pertama ya Allah." Nah hasilnya lho sudah ada mestinya, cuma tinggal dipublish, kalau saya minta kayak gitu, gak mungkin juga diganti sama Allah. Siapa gue? Sholat aja belum tentu khusyuk. Ya kan? Jadi akhirnya saya cuma berdoa, ya Allah apapun hasilnya saya bisa menerima.

Alhamdulillah, saya bisa, dan legowo sekali. Hahaha. Doa saya ternyata dikabulkan, tiba-tiba setelah saya lihat pengumuman, banyak sekali hal-hal positif yang bermunculan di benak saya dengan ketrimanya saya di pilihan kedua. Diantaranya...

Kuliahnya murah, sueeerrr. Univ yang saya pingin masuk kena 55 juta (wes mulai tambah ketahuan Univ mana), 55 juta itu kalau gak kena keringanan, dengan spp 5 jutaan per semester. Jauh banget sama yang saya ketrima ini, haha. Per semester kena 1,8 kalau gak salah. Masuk entah ini kena berapa, kena sampe 10 juta aja kayaknya gak. Alhamdulillah orang tua saya mampu, tapi mungkin kali ini mereka belom boleh bayar mahal-mahal. Hahaha

Dengan ketrimanya saya di pilihan kedua, saya sudah resmi jadi masiswa arsitektur (ayeeee). Kalau saya kerima di pilihan pertama, saya masih harus menjalani satu tahun sebagai mahasiswa TPB, dan tahun kedua baru penjurusan. Resikonya, bisa aja saya malah masuk planologi, bukan arsitektur. Nah ini kayaknya lebih gawat lagi. Saya sudah pengen jadi arsitek semenjak kecil soalnya. Hehe. Dan buku-buku yang sudah dibeliin bapak saya jadi mubadzir kalau gitu. Serius, bapak saya sudah mbeliin saya buku sekitar setahun yang lalu, bukunya bagus dan bakal ueman kalau gak dipake. 

Ketiga, saya bisa mengembangkan yang sudah saya jalani jauh lebih gampang. Kalau saya sekolah di Bandung, orang susah kalau mau pesen clay, karena yang pesen rata-rata orang Surabaya. Selain itu, di Surabaya saya sudah tahu tempat-tempat buat nyari bahan baku, dan lain-lain. Sebenernya kalau saya ketrima di Bandung, saya punya rencana buat les les karena disana ada tempat eles clay yang gede dan luengkap banget, dan banyak kerajinan yang lain juga. Tapi dengan tidak diterimanya saya disana, bukan berarti kesempatan untuk belajar hal-hal tersebut hilang juga kan? 

Terakhir, dan yang paling istimewa. Just like what Dorothy said, "There's no place like home." Rumah. Surabaya, kota yang sangat sangat saya cintai, walaupun saya tidak lahir disini. My Family. Orang-orang yang menyokong saya. Orang-orang yang menjadikan semuanya indah, banyak yang disini. Termasuk teman-teman saya. Gaaahhh, tiada hal yang lebih melegakan. Alhamdulillah.
(Dorothy adalah tokoh utama di cerita terkenal Wizard of OZ)

Saya juga masih bisa sering makan ayam penyet si mbok, renang di Atlas, beli bubur ayam habis lari di Koni (Ayo mblayu maneh Faar! Haha), jalan-jalan di mall favorit saya, Grand city, liat-liat buku sampe luamaaan di Gramedia Expo, potong rambut di tukang potong langganan, pake perawatan wajah di dokter langganan, beli art supply di Bintang Palapa (Makasih Mas, doanya terkabul. Terakhir kali saya kesana saya dikira mahasiswa arsitektur. Haha), dan banyak lagiii. 

Jujur, saya nggak pernah nyesel, punya keinginan yang nggak kesampaian. Saya ingat kata-kata sobat saya, Mochan, "Mimpilah setinggi langit, kalau nanti jatuh nggak jatuh-jatuh amat." Hahaha. Bener, justru karena saya semangat ngejar yang di Bandung saya jadi lebih serius belajarnya daripada kalau saya ngejar yang disini.

Mick Jagger pernah bilang, "You can't always get what you want, but if you try, sometimes you just might find you get what you need" 

Ya, mungkin ini yang benar-benar saya butuhkan. Berada di 'rumah'. Dikelilingi orang-orang yang saya cintai. Masuk di jurusan yang saya idam-idamkan semenjak kecil. Mengembangkan hal yang sudah saya mulai disini. Mungkin belum saatnya untuk memulai dari awal, merantau sendirian di ganasnya kota Kembang. Saya juga bertekad buat nggak ikut SNMPTN lagi tahun depan.

Kenang-kenangan perjuangan saya....


Di dinding sebelah tempat tidur saya

Penyemangat dan study plan di depan meja belajar. 

Dengan ditulisnya posting ini, tempelan-tempelan tersebut sudah resmi dicopot :D

Bismillahirrahmanirahim, semoga saya bisa menjadi arsitek yang sukses dan memberi manfaat untuk bangsa. Amiiin
Sukses selalu!



Leave a Reply

Powered by Blogger.