Bros pesanan dari teman saya Nindy. Dia bilang sudah kebiasaan make pin Smala, dan nggak mungkin juga dipakai kuliah. Jadinya teman saya ini memesan dua buah bros ini ke saya.

Terimakasih ya. Sukses kuliahnya (calon) Bu Dokter!

Ngomong-ngomong, saya sendiri juga kangen banget lho make pin SMA :"



It was four or maybe five years ago, when I first went to the House of Sampoerna and saw this book for the first time. It was the kind of book that I had never seen before. A tale of a famous family through generations tells in fully water colour illustrated book. It was like the the treasure book you saw in movie for real, no wonder it was titled The Sampoerna Legacy.
In addition, the book was written in English which added one more reason why I should buy this book, for practicing my English. But when it came to the price I couldn't help but sighed, it was expensive. I knew it was worth it, but just no need at that time.
And finally, after waiting for years, I bought this breath-taking book. I love books, and this was the first time I bought such a rare books. You can't find this everywhere, except in the House of Sampoerna Museum in my beloved city, Surabaya. 
I scanned some pages to show you how interested this book is. If you buy this book, you're helping the Sampoerna Foundation to give more scholarship for those who need.








Thanks to Michelle Sampoerna who had intention to make this book
Interested? Visit the House of Sampoerna Museum in Surabaya, here is the website. This place is pretty cool and they often hold cool events. The latest coming event is the Sampoerna Theater on the 8th of September. They play old film of Marilyn Monroe, titled Niagara. I'm not going since I will have the-orientation-thingy at that day. In addition, The House of Sampoerna also held a program, named Surabaya Heritage Tracks. You can take a trip around Surabaya for an hour free, accompanied by a tour guide. You will know Surabaya better, I joint the trip once and was surprised by the fact that was told. I've been living here for a lifetime and it felt like I know nothing, Haha. Basically, this place makes Surabaya a nicer city than before. Thank you so much, Sampoerna Family.






First of all, Happy 18th birthday to my high school deskmate, Bibul whose real name is Habibah Dannihiswara Hermawan!
Wish you all the best, always be happy, meet the best person for you, and be a good dentist \(^o^)/


We planned to gave her an music album, but to make it more special, I made a scrapbooking thingy to wrap the music album, besides I need to practice my scrapbooking skill too. As you can see, the last picture shows the page has a thin box, so the music album can be inserted into. Unfortunately, when the pictures were taken the album wasn't on my hand, I replaced it using the only one music album booklet that I have. Hahaha.



Remember the last post about a commissioned claywork I made for my friend's teacher? Somehow I was feeling uneasy. Why I did make one for my friend's teacher, but I didn't make one for my teacher.

So I had a thought to give my teacher a scrap book souvenir. I told the idea to my friends, they agreed. But I had no idea about scrapbooking, So I went to a scrapbooking course to make this project. It wasn't because all of this after all, I was actually kinda interested in scrapbooking. Therefore, I am continuing my course at the moment.

have I told you that in my high school all of us were being in the same class for three years? What I made was just for Pak Samsul. For Pak Agus and Bu Tituk, they were Havid and Romce who made those scrapbooking souvenirs. They were cute too, but I don't have the photos.

Hopefully even years passed, when he look into this, he will remember us. It was his first experience for being a homeroom teacher, but It was our last year in high school :')



Ehm… sejujurnya saya gak tahu harus memulai post ini bagaimana. Pertama-tama saya mengucapkan selamat kepada diri saya sendiri, haha, atas ketrimanya saya di Fakultas Arsitektur salah satu Univ. Negeri terkemuka di Surabaya melalui jalur SNMPTN tulis 2012. 

Seneng banget akhirnya jadi mahasiswa arsitektur. Alhamdulillah terima kasih Ya Allah.

Walaupun saya ketrima di pilihan kedua, saya tetap senang sekali. Walaupun sempet nangis, saya juga gak tahu, nangis kenapa, sedih juga enggak. Ya nangis gitu pas liat pengumuman. Haha. 

Sekedar cerita, saya sebenernya pengen banget masuk univ yang dibandung sono, dengan jurusan yang sama. Sekolahnya Pak Ciputra, Pak Habibie. Anda tahu kan yah. Tapi apa boleh buat ketrimanya di pilihan kedua. Tapi jujur saya ini sudah seneng banget. Haha.

Sebelum pengumuman, saya berdoa di waktu mustajabah (Waktu antara sesudah adzan sampe iqomat). Jujur, saat itu saya bingung harus doa apa. Kalau misalnya saya doa, "Ya Allah tembus pilihan pertama ya Allah." Nah hasilnya lho sudah ada mestinya, cuma tinggal dipublish, kalau saya minta kayak gitu, gak mungkin juga diganti sama Allah. Siapa gue? Sholat aja belum tentu khusyuk. Ya kan? Jadi akhirnya saya cuma berdoa, ya Allah apapun hasilnya saya bisa menerima.

Alhamdulillah, saya bisa, dan legowo sekali. Hahaha. Doa saya ternyata dikabulkan, tiba-tiba setelah saya lihat pengumuman, banyak sekali hal-hal positif yang bermunculan di benak saya dengan ketrimanya saya di pilihan kedua. Diantaranya...

Kuliahnya murah, sueeerrr. Univ yang saya pingin masuk kena 55 juta (wes mulai tambah ketahuan Univ mana), 55 juta itu kalau gak kena keringanan, dengan spp 5 jutaan per semester. Jauh banget sama yang saya ketrima ini, haha. Per semester kena 1,8 kalau gak salah. Masuk entah ini kena berapa, kena sampe 10 juta aja kayaknya gak. Alhamdulillah orang tua saya mampu, tapi mungkin kali ini mereka belom boleh bayar mahal-mahal. Hahaha

Dengan ketrimanya saya di pilihan kedua, saya sudah resmi jadi masiswa arsitektur (ayeeee). Kalau saya kerima di pilihan pertama, saya masih harus menjalani satu tahun sebagai mahasiswa TPB, dan tahun kedua baru penjurusan. Resikonya, bisa aja saya malah masuk planologi, bukan arsitektur. Nah ini kayaknya lebih gawat lagi. Saya sudah pengen jadi arsitek semenjak kecil soalnya. Hehe. Dan buku-buku yang sudah dibeliin bapak saya jadi mubadzir kalau gitu. Serius, bapak saya sudah mbeliin saya buku sekitar setahun yang lalu, bukunya bagus dan bakal ueman kalau gak dipake. 

Ketiga, saya bisa mengembangkan yang sudah saya jalani jauh lebih gampang. Kalau saya sekolah di Bandung, orang susah kalau mau pesen clay, karena yang pesen rata-rata orang Surabaya. Selain itu, di Surabaya saya sudah tahu tempat-tempat buat nyari bahan baku, dan lain-lain. Sebenernya kalau saya ketrima di Bandung, saya punya rencana buat les les karena disana ada tempat eles clay yang gede dan luengkap banget, dan banyak kerajinan yang lain juga. Tapi dengan tidak diterimanya saya disana, bukan berarti kesempatan untuk belajar hal-hal tersebut hilang juga kan? 

Terakhir, dan yang paling istimewa. Just like what Dorothy said, "There's no place like home." Rumah. Surabaya, kota yang sangat sangat saya cintai, walaupun saya tidak lahir disini. My Family. Orang-orang yang menyokong saya. Orang-orang yang menjadikan semuanya indah, banyak yang disini. Termasuk teman-teman saya. Gaaahhh, tiada hal yang lebih melegakan. Alhamdulillah.
(Dorothy adalah tokoh utama di cerita terkenal Wizard of OZ)

Saya juga masih bisa sering makan ayam penyet si mbok, renang di Atlas, beli bubur ayam habis lari di Koni (Ayo mblayu maneh Faar! Haha), jalan-jalan di mall favorit saya, Grand city, liat-liat buku sampe luamaaan di Gramedia Expo, potong rambut di tukang potong langganan, pake perawatan wajah di dokter langganan, beli art supply di Bintang Palapa (Makasih Mas, doanya terkabul. Terakhir kali saya kesana saya dikira mahasiswa arsitektur. Haha), dan banyak lagiii. 

Jujur, saya nggak pernah nyesel, punya keinginan yang nggak kesampaian. Saya ingat kata-kata sobat saya, Mochan, "Mimpilah setinggi langit, kalau nanti jatuh nggak jatuh-jatuh amat." Hahaha. Bener, justru karena saya semangat ngejar yang di Bandung saya jadi lebih serius belajarnya daripada kalau saya ngejar yang disini.

Mick Jagger pernah bilang, "You can't always get what you want, but if you try, sometimes you just might find you get what you need" 

Ya, mungkin ini yang benar-benar saya butuhkan. Berada di 'rumah'. Dikelilingi orang-orang yang saya cintai. Masuk di jurusan yang saya idam-idamkan semenjak kecil. Mengembangkan hal yang sudah saya mulai disini. Mungkin belum saatnya untuk memulai dari awal, merantau sendirian di ganasnya kota Kembang. Saya juga bertekad buat nggak ikut SNMPTN lagi tahun depan.

Kenang-kenangan perjuangan saya....


Di dinding sebelah tempat tidur saya

Penyemangat dan study plan di depan meja belajar. 

Dengan ditulisnya posting ini, tempelan-tempelan tersebut sudah resmi dicopot :D

Bismillahirrahmanirahim, semoga saya bisa menjadi arsitek yang sukses dan memberi manfaat untuk bangsa. Amiiin
Sukses selalu!




Film, drama, dan buku yang saya baca dan tonton sejauh 'liburan'(masa transisi SMA ke Kuliah, dan nunggu pengumuman SNMPTN) 



Kobuki (Korea Buikin Keki)
Pengarang : Soni Marti Lova
Penerbit : Elex Media Komputindo
Sori Marti Lova adalah bapak rumah tangga asli asal Indonesia yang tinggal di Korea, demi mengikuti istrinya yang bekerja di kedutaan Indonesia di Korea Selatan. Di buku ini Om Soni menceritakan banyak pengalaman uniknya (yang memang beneran unik) selama tinggal di Korea. Walaupun bukan buku travelling, tapi Om Soni banyak memberikan tip-tip seputar jalan-jalan ke Korea dan banyak menceritakan budaya orang Korea. Ada satu cerita yang menurut saya bermanfaat sekali buat yang pingin ke Korea, tapi nggak ada di buku travelling manapun, yaitu gimana caranya menghindari daging babi buat orang Muslim. It's not that easy, really, pengalaman Om Soni dan Istrinya buktinya. 
Om Soni juga membuktikan bahwa sebagai bapak rumah tangga, kehidupannya tidak melulu ngurusi anak saja, Om Soni aktif menjadi penyiar radio KBS untuk Indonesia, dan berhasil menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi duta Kawasan Gangnam di Korea Selatan. 
Totally worth reading, buat yang penasaran sama Korea. Daripada baca buku-buku cinta bersetting atau bahkan bertokoh orang Korea yang akhir-akhir ini BANYAK SEKALI bertebaran di toko buku karena benar-benar ditulis berdasarkan pengalaman sesungguhnya, bukan sekedar khayalan. No offense *grins*

Secret (Film China, atau Taiwan ya. Hahaha. Entah)
Pemain yang saya tahu cuma Jay Chou, yang lainnya gak. Hehe. Jay Chou terkenal banget sih (yah buat yang lumayan tahu artis oriental. hehehe)
Aku nggak hafal nama Chinanya, Liu sapa gitu. Mari kita pake Jay Chou saja. Cerita dimulai ketika Jay Chou pindah ke sekolah khusus musik. Secara tidak sengaja, dia mendengar permainan piano sebuah lagu misterius seorang gadis. Nah semenjak itulah kisah cinta mereka dimulai... #oes
Sebenernya saya gak seberapa tertarik sama film China sih, tapi alasan saya beli film ini soalnya di cover DVD film ini ada tulisan penghargaan-penghargaan yang berhasil diraih film ini.
Entah saya gak bisa berkomentar banyak tentang film ini, SESUATU banget. Hahaha. Tonton sendiri dan rasakan sensasinya, beneran deh. Katakanlah saya emang lebai, tapi saya nonton film ini sama Mochan, yang lumayan datar orangnya, juga kageeeett banget sama film ini.
Yang saya suka banget dari film ini :
Settingnya bagus banget, sekolahnya, dan kota tempat tinggalnya sungguh WOW. Tipikal pegunungan dan ada danaunya gitu. You'll amazed.
Permainan piano di film ini berasa nonton film drama musikal, yah namanya juga sekolah musik. 
Dan mungkin buat teman-teman seangkatan saya, film ini pernah diputer sama Lau Shi Mega. Cuma pas itu di kelas saya proyektornya rusak jadinya diputer biasa di laptop, dan saya gak ikutan nonton, Hehehe. 

Honey and Clover (Dorama Jepang, 2008)
Dorama yang saya tonton karena direkomendasikan sama dua orang teman saya, Tetot dan Mochan. 
Menceritakan tentang lima orang sahabat dengan problema kehidupan yang menurut saya dekat dengan keseharian kita dengan latar belakang universitas Seni (kalau di Indonesia kayak FSRD ITB plus fakultas arsitektur gitu deh *sok tau*) Tentang cinta dan impian. Tapi kisah cinta disini cenderung ke Domino Effect. Pernah dengar? I fall for you, you fall for another. Kurang lebih begitu. 
Sebenernya banyak sekali pelajaran moral yang bisa didapat dari dorama ini, cuma kurang ngena di saya, karena saya sudah miris duluan ngeliat tokoh-tokoh di film ini hardly get over someone even that someone isn't into them, and on the other side someone is loving him/her.
Sebenernya ga apa sih kayak gitu, namanya juga ga bisa dipaksa, but live you life happily, jangan dikit-dikit sedih. Makanya saya gimana gitu. Yah kok gini se... hahaha. Tapi justru itu yang bikin dekat sama keseharian. Ya gak?
Overall ceritanya bagus, gak salah kalau banyak yang suka.
Disini cowoknya ganteng-ganteng, terutama Mayama. Hahaha. Tapi ada satu tokoh yang saya kurang suka. Saya juga suka sama karakter Takemoto (eh salah ya namanya? ahaha) karena sebelumnya saya pernah nonton dorama Hanakimi dan suka karakternya, tapi sumpah beda pul sama yang disini. 
Cuma ada satu yang disayangkan, ada bagian di ending yang nggak banget buat saya, dan dua orang teman saya yang merekomendasikan dorama ini. Kalau inget-inget mesti mikir, eman banget T.T
Pesan yang saya ingat, cuma satu diantara banyak. Hahaha
Walaupun orang itu ada di dekat kita, tapi bukan berarti kita bisa mendapatkannya begitu saja. (Jelek nih kalau aku yang nyampein, lupa kata-kata aslinya sih)
Sekalipun film ini banyak mengandung pesan, tapi tetep aja kemasannya lucu. Hahaha. Ditonton yaaa 

Proposal Daisakusen (Dorama Jepang, 2007)
kyaaaaaa..... Ini nih dorama favorit saya. Ranking favoritnya hampir sejajar sama Friends yang dimainin sama Won Bin dan Kyoko fukada. 
Ngopi dorama ini dari Mochan, awalnya pas diceritain si Mochan sinopsisnya, aku mikirnya, Huik, konyol banget, aneh. Ternyata pas liat.... saya suka banget. Hahaha
Cerita dimulai ketika Ken (btw, saya suka nama Ken) menghadiri pesta pernikahan sahabatnya semenjak kecil, Rei, yang menikah dengan guru SMA mereka. Ketika itu Ken baru menyadari bahwa betapa berharganya Rei untuknya, betapa dia mencintainya, dan seandainya dia bisa mengulang waktu, dia ingin mengutarakan cintanya kepada Rei, dan mengusahakan yang terbaik untuk Rei. Tiba-tiba bagai sebuah dongeng, seorang peri datang, dan memberi Ken kesempatan untuk kembali ke masa lalu dan memperbaiki semuanya supaya saat ini Ken bisa bersama Rei. Berhasilkah Ken mencapai tujuannya?
Walaupun kesannya mustahil terjadi di kehidupan nyata, tapi tetep aja film ini banyak mengandung pesan, yang Alhamdulillah ngena ke saya, soalnya saya enjoy banget nontonnya, diantaranya : orang yang kita sayang belom tentu selamanya bisa disamping kita, jadi lakukan yang terbaik untuk mereka, selama mereka masih di sisi kita. Sama satu lagi, tidak ada gunanya memikirkan masa lalu, karena pada  akhirnya yang bisa mengubah kehidupan di masa depan adalah apa yang kita lakukan saat ini(Pesan ini juga pernah ada di bukunya Prof. Renald Khasali loh, fyi, beliau guru besar fakultas ekonomi Universitas Indonesia)
Disamping kisah cinta mereka berdua, film ini juga banyak menceritakan persahabatan diantara Ken, Rei, Mikio, Eri, dan Tsuru. Agak mirip honey and clover, tiga cowok, dua cewek, tapi ceritanya beda. Mereka berlima satu SMA, dan sama-sama di klub baseball. Banyak kisah-kisah dan hal-hal yang mereka selalu lakuin bareng-bareng yang buat saya, yang notabene baru lulus SMA, jadi gimanaaaaa gitu. Hihihi. Hari kelulusan mereka berkesaaaan banget, unyuh deh. yah moga-moga malam perpisahan saya nanti juga gitu. Amiiin. 

FLIPPED (Western movie)
Film yang nyeritain tentang kisah cintanya Bryce sama Juli dari SD sampe SMP.Simpel sih sebenernya, tapi karena mereka masih kecil, jadinya adaaaa aja. 
Filmnya unik banget karena diceritain dari dua sisi yang berbeda, sisinya Juli, dan Bryce. Pandangan mereka berdua yang berbeda-beda tentang kejadian yang ada justru malah bikin ngikik sendiri. Hehehe
Tertarik beli soalnya di majalah GADIS film ini dirating bintang empat, padahal jarang banget ada film yang direview dan dirating bintang penuh. 
Sempet nyari DVD film ini tapi g nemu yang murahan alias tiiittt. Akhirnya nemu di DVDnya di Gramedia Expo. Hahaha. Pas pertama kali nemu lagi sama Bibul sama Bebes dan saya lagi gak bawa duit (soalnya banderolnya harganya 99 ribu), biar film ini gak dibeli sama orang, DVDnya tak selipin di paling belakang sendiri. Hahahaha. Sampe Bibul ngomong, "Mbetik arek iki." Hahahaha. 
Sekitar satu minggu lebih kemudian, saya kesana lagi, dan filmnya masih ada di tempat saya sembunyiin waktu itu. Hahaha. Dan ternyata, harga DVDnya cuma 30 rb bukan 99 soalnya lagi ada promo. 

Been There Done That Got The T-Shirt
Pengarang : Risyiana Muthia
Illustrator : Emeraldha N. A.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Sesuai dengan yang ada di kovernya buku ini membantu kita untuk hidup sehidup hidupnya. Saya suka sama buku ini, kenapa? Soalnya buku ini mengajarkan bagaimana menjadi bahagia dengan cara-cara yang simpel sekali, seperti meresapi aroma tanah ketika hujan, mecahin telur dengan satu tangan. Kocak banget lah. Dibuku ini juga ada gimana caranya buat masuk ke Lucid dream, situasi dimana kita yang mengendalikan mimpi. Aku sih pribadi gak pingin, haha, tapi kayaknya banyak yang pingin bisa mimpi lucid. Beda bangetlah sama buku-buku self help yang lain. Worth to buy, apalagi di setiap halaman ada ilustrasinya!

Jenderal Kampus
Seni Perang untuk Mahasiswa
Pengarang : Bonnie Soeherman
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tertarik beli karena sebentar lagi saya akan jadi mahasiswa. Ecieeehhh. Hahahaha
Sebenarnya hampir sama seperti buku self help yang lain, cuma di-combine sama kehidupan mahasiswa. Menurut saya, yang lumayan sering baca buku self-help, kabnyakan isinya hampir sama kayak buku yang lain walaupun ada embel-embel untuk mahasiswa, makanya jadi agak mboseni. Hahaha
Tapi mungkin belum kerasa kali ya manfaatnya belom jadi mahasiswa nih.
Saya sarankan buat beli buku ini, soalnya tipsnya banyak, kalau bosen langsung baca ke to the pointnya aja.



What you need :
  • Kaos polos
  • Sikat gigi bekas
  • Sisir
  • Air
  • Palet
  • Cat khusus kain
  • Kertas koran

Cat bisa dibeli di toko Bintang Palapa di Jalan Tunjungan, Surabaya. Mereknya idea, janagn salah beli ya, ada idea yang buat kaca sama kayu soalnya. Harganya kalau tidak salah 46 ribu rupiah. Lumayan mahal memang padahal proyek ini tidak butuh banyak cat.


How to:
  • Letakkan baju yang hendak di cat diatas kertas koran, supaya tidak mengotori lantai.
  • Letakkan koran yang cukup tebal diantara kedua lapisan baju, supaya cat di permukaan depan baju tidak tembus ke belakang.
  • Tuang cat ke palette, beri air secukupnya (Tips : semakin kental semakin halus butirannya)
  • Ambil cat dengan menggunakan sikat gigi bekas, dan gosokkan ke sisir. (Kayak ketrampilan jaman TK atau SD kalau yang masih ingat, Hehe)
  • Buat pola yang kamu suka.


Ngomong-ngomong, bagus loh hasilnya saya aja pengin bikin lagi. Hehehe. Adek saya juga bilang bagus, dan malah minta dibikinin.

Oh ya, karena saya baru bikin kemarin, saya belom pernah nyuci bajunya. Tapi cat idea ini sudah dipake sama banyak pengrajin kerudung dan kaos lukis, kurang lebih bisa dibilang tidak akan luntur kalau dicuci. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!





Hari kedua setelah SNMPTN, semenjak kemarin malam sudah bertekad untuk menonton film ini. Entah kenapa ya, kalau filmnya Won Bin itu mesi butuh perjuangan lebih dibanding yang lain. Pertama kali saya lihat film ini waktu saya lagi ke Gramedia Expo sama Bibul, dan tau-tau mendadak alay bin histeris pas liat ada filmnya si Om ganteng di rak depan. Hahaha.

Tapi saya waktu itu ndak beli filmnya. Mahal, cari yang murahan dulu, Yah Anda taulah yang saya maksud. Di lain hari akhirnya saya nyari DVD versi murahnya, eh toko DVDnya tutup. Pokoknya saya kecelek terus sampe dua kali, dan itu lumayan merepotkan. Untuk yang ketiga kalinya akhirnya tokonya buka tapi filmnya gak ada ternyata bajakannya. Ups. Haha

Seperti biasa saya kalau penasaran pasti tanya Mbah Google dulu, hmm... ternyata filmnya action banget gitu. Ada suatu blog malah yang mereview, buat yang gak tahan sama darah, mendingan gak usah nonton deh. Di situs itu juga dibilang kalau mendingan yang nonton orang dewasa, biar kuat mentalnya. Jujur, nyali saya langsung ciut. Saya paling gak bisa nonton film horror sama yang berdarah-darah. Tapi tetep aja saya penasaran. Won Bin soalnya ndak seberapa sering main film, tapi sekalinya main, pasti yang WOW gitu.

Akhirnya beberapa hari sebelum SNMPTN saya sengaja ngajak papa saya ke Gramedia Expo (Di gramedia Granci g ada soalnya), kebetulan papa saya orang yang gampang sekali dirayu kalau urusan buku dan entah kebetulan minta DVDnya juga gampang. Tapi saya memang bertekad sih nontonnya habis SNMPTN. Untuk pertama kalinya saya beli DVD yang asli. Hahaha. Papa saya sering sih tapi filmnya saya kurang suka jadinya ya gak saya tonton. Dan untuk kedua kalinya saya merasa jadi fan yang bondo. Hahaha

Dan saya juga bertekad buat nggak nonton film ini sendirian. Saya sudah janjian sama si Njar. Eh nggak tahunya kemarin malam saya SMS dia, ternyata dia sudah di Malang. Akhirnya saya pindah hati deh, tanya si Mochan, dan Mochan ternyata juga ke Jakarta. Oh nooo.... terus nonton sama sapa? Rumah Bibul kejauhan, lagian kalau nonton sama dia pasti entahlah. Entar aku gak bisa heboh. Hahaha. Akhirnyaaaa saya memberanikan diri nonton sendirian, sambil ditemani guling. Kalau ada adegan yang kira-kira ngeri mata saya saya tutupi pake guling sampe subtitlenya tok yang keliatan. Hahaha.

Yah ternyata setelah saya tonton, sebenermya nggak terlalu horor gitu se. Tapi saya sendiri sudah parno duluan gara-gara review di internet itu. Dan penjahat yang dikejar Won Bin itu bisnis organ tubuh gitu, ya saya kan antisipasi banget kalau tahu-tahu ada gambar yang bukan hanya sekedar darah yang mengucur. Tapi ada satu adegan yang bikin saya beranjak dari tempat duduk, dan nge bbm si Bibul, "NDAAA MATANYA MAU DICONGKEEELLL... " Yang dibales dengan "Alay kon Em." Tapi kayaknya juga ga diliatin kok, saya yakin. Masih tau sensor ngeri sih film ini.

Ngomong-ngomong filmnya sedih juga, saya nangis tiga kali. Sekalipun main tembak-tembakan wajah melankolis tetaplah melankolis (Wajahnya Wonbin). Hahaha. Cocok banget memang dia jadi Cha Tae Sik, dengan background kesedihan yang mendalam gitu. Ngomong-ngomong Won Bin ganteng banget disini. Ah tapi kapan se Omnya gak ganteng :3 Apalagi pas habis potong rambut.

Buat saya yang sebelumnya nonton Won Bin di Friends, terus langsung nonton film ini rasanya kebanting banget. Di Friends kan murah senyum, baik hati gitu, beda pokoknya g kayak disini. Yang bikin saya heran, pas klimaks film, adegan berdarah-darah, saya justru tahan liatnya. Entah ya saya juga kaget, Won Binnya ganteng banget se, terlalu eman kalau ditutupi pake guling. Hahaha.


Overall, bagus kok filmnya. Saya suka sama kepolosan dan kebaikan anak kecil. Ada juga pesan kehidupannya sih. Oh ya, filmnya juga banyak diputar di festival di luar Korea, dan gara-gara film ini Won Bin dapat 7 penghargaan.

Kalau yang penasaran ini sinopsisnya (source: indosiar.com)
Sebelumnya tidak banyak orang yang mengetahui siapa sebenarnya Cha Tae-sik (Won Bin). Sepertinya ia hanya seorang pria pendiam biasa yang menutup diri dari dunia luar. Karena saking misteriusnya, tidak heran jika orang-orang sekitarnya berspekulasi tentangnya, salah satunya Tae-sik diduga berasal dari dunia hitam. 

Mungkin satu-satunya teman yang dimilkinya hanyalah tetangganya, seorang gadis kecil bernama Jung So-mi (Kim Sae-ron) yang hampir setiap hari selalu menyempatkan diri mampir ke tempat tinggal sekaligus toko gadai kecil miliknya. Singkat kata hanya kepada So-mi-lah Tae-sik dapat membuka sedikit dirinya.

Masalah bermula ketika Hyo-jung (Kim Hyo-seo), ibu So-mi kedapatan mencuri heroin milik anggota kriminal kelas kakap. Akibatnya sangat fatal. So-mi yang tidak mengetahui apa-apa harus kena getahnya. Ia dan ibunya diculik, dan Tae-sik dipaksa untuk menuruti perintah para penculik. Sayangnya, para kriminal tersebut tidak mengetahui siapa orang yang dihadapinya.

Ternyata Cha Tae-sik bukanlah sekedar seorang penjaga toko gadai biasa. Ia adalah mantan agen rahasia dengan masa lalu yang menyedihkan dimana saat ini yang ada dalam pikirannya hanya satu, mencari dan menyelamatkan So-mi, satu-satunya orang yang mampu menyentuh hatinya, apapun yang terjadi.


Tamie

It's been more than four months since I last made a clayworks. I've been busy preparing all of this exams stuff. But I've got some clayworks which haven't been published, they are basically like savings, clay savings. I published them when I do not have anytime  for making clay. When I was still in highschool (I'm not go to school anymore anyway, but I'm not yet in university), I was be able to make lots of clayworks during holiday, but I never published all of them directly.


yuks, belajar!

Long time no post, readers.

Bulan April kemarin saya baru saja mengikuti Ujian Nasional yang sudah saya kerjakan semaksimal mungkin, and... I kept my promise, not to cheat or using joki during Unas. Okelah mungki beberapa ada yang bilang, njaluk tulung, hari gini. Tapi ini hidup saya, ini perjalanan menggapai cita-cita, dan saya tidak mau menodainya. Sekalian belajar jujur juga, kayak katanya Mas Dalu, alumni sekolah saya yang ngasih motivasi ke anak-anak angkatan saya sebelum Unas, "Kejujuran itu akan mempengaruhi aspek-aspek kehidupan di masa mendatang juga."

Komitmen buat nggak njoki lebih gampang, daripada berkomitmen buat nggak nyontek. Soalnya teman-teman saya pintar-pintar, saya lebih percaya sama mereka daripada sama joki. Hahaha. Tapi akhirnya gak kok. Like what I have told you, I kept my promise. Walaupun soal Unasnya saya nggak semuanya bisa (Apalagi Mat, aduh) tapi I've done my best and let God do the rest.

Sedih juga, pemerintah gembar gembor Unas bersih bla bla bla. Jare sopo pak? Jujur saya miris waktu pemerintah memutuskan tahun depan SNMPTN dihapuskan dan diganti Unas. Are you Ok, Sir? Nggak rela juga kalau yang masuk PTN favorit kebanyakan dari hasil gituan. Pengawasannya lho luonggar, joki buktinya tembus itu (walaupun gak semua mapel), dapet info ini.

Saya ingat sekali dulu pas SMP hari pertama Unas, pas sampai rumah, saya langsung nangis. Soalnya dulu yang make joki pada bergembira begitu selese Unas dan bilang, jokinya tembus. Rasanya mencelos, saya takut kalau nilai saya kalah dan akhirnya gak bisa masuk SMA yang saya mau. Dan yah ketika keluar emang bagus sih nilai saya, tapi banyak yang lebih bagus. Untungnya SMA yang saya mau ngadain tes lagi, kalau nggak saya nggak bakal masuk, dan cuma ngambil hasil Unas 60%, Alhamdulillah, nilai tes saya yang ngangkat nilai saya, sampai akhirnya saya berhasil masuk di SMA yang saya inginkan.

Sekarang sudah gede, sudah 17 tahun. Sudah lebih pasrah, nggak kayak dulu istilahnya. Tawakal saja. Sekarang saya juga sedang mempersiapkan buat tes tulis SNMPTN. Doain buanget yaaa, biar masuk di PTN yang saya inginkan, passing gradenya tinggi loh. Nggak boleh main-main. Semangat!

PS : Saya yang ngerjain (kebanyakan) desain buku kenangan kelas saya looh. Nanti saya post kalau sudah jadi bukunya, nggak enak masa diposting duluan sebelum bukunya cetak.



Iga Massardi, si abang gitaris The Trees and The Wild ini punya blog yang enak banget dibaca. Klik disini.

Saya sendiri sudah tamat baca blognya, yang sayangnya sudah nggak pernah di update lagi. Blognya mungkin nggak dipenuhi foto-foto menarik, kebanyakan hanya tulisan malah. Tapi terus terang saja saya tidak pernah membaca tulisan orang di dunia maya seenak tulisannya Bang Iga. Coba baca entry yang lawas-lawas dijamin bikin ngakak, dan merenung mungkin.

Sekarang Bang Iga sudah punya web baru, klik disini, yang isinya tentang musik-musik begitu. Yang jelas saya nggak pernah baca, lha wong saya nggak ngerti. Hehehe. Sayang sekali blognya yang lama vakum. Kalau nanti, andai saja, mungkin, Bang Iga bikin buku, saya pasti beli :D




Gantungan kunci pesanan anak basketnya Unair, Mas Arga. Makasih buat Ratna yang sudah bantuin dapetin pembeli. Hehehe. Baru kali ini dapet pesenan dari orang yang gak dikenal sebelumnya. Hopefully it was satisfying. Makasih buat Njar yang sudah nemenin nganterin ke Unair

PS : Sorry for being a bad blogger. I miss this blog so much anyway.



Smalane...., envy me for this. Kapan itu tanggal 11 Februari 2012....

SAYA BERHASIL NAIK KE ATAP LABKOM
(dan alhamdulillah turun dengan selamat. Makasih Ya Allah)

Sesuatu yang saya pingin banget lakuin semenjak dulu. Mungkin yang bukan anak sekolah saya nggak ngerti kenapa kok saya sampe mbelani naik ke atap yang tingginya setinggi lantai tiga. Tapi saya juga nggak ngerti kenapa sih. Heheh. I just wanna do it!

Mungkin kalian cuma bisa naikin alis, dan bertanya-tanya heran, hah, ngapain nih orang? hahaha. Tapi naik ke atas atap labkom adalah hal yang sering sekali dilakukan sama teman-teman laki-laki saya macam Emer, Vicky, Mawan, Abi, Mujahid, Gaza dan kawan-kawan. Teman laki-laki saya yang ibaratnya udah kebal sama push up.

Dari dulu, kalau saya ngeliat ada yang berdiri disana, saya selalu penasaran. How doest it feel? Being up here, and able to look at this entire school's old building. How does the sky look like? How does the air up here? Dan saya ingin naik kesana.

Saya pun memasukkan hal ini ke daftar 'Things to do before High School ends' (Nanti kalau saya sudah lulus SMA, akan saya ceritakan apa saja :) ). Dan ketika saya membuka daftar keinginan itu seminggu yang lalu saya sudah hampir putus asa sama keinginan di poin terakhir. 'Naik ke atap labkom'. Bisa ta? Serem banget looh.

Dimulai dari omongannya Enok di teras Neutron (LBB tempat saya dan dia eles) "Aku pingin ke sekolah Em... Tapi nggak tahu mau ngapain." Entah kenapa saya kangen suasana sekolah, tapi bukan suasana yang biasa saya rasain sehari-hari, suasana sekolah yang agak sepi, dan ketika saya habis ada perlu di sekolah. Somehow, I do miss those times.

Saya pun ngeiyain, dan Enok tentu aja seneng dapet temen. Akhirnya kita ke sekolah jalan kaki sambil diiringi sedikit rintik-rintik hujan.  Sampai di sekolah, agak geje. Duduk-duduk di pendopo besar, dan ngobrol-ngobrol. Terus kita buntu, akhirnya ke lapangan tengah. Di koridor banyak anak paralela lagi persiapan lomba, sementara lapangan tengah dipakai anak paski.

Mungkin waktu itu mata kita berdua sama-sama tertuju ke dinding labkom yang menjulang tinggi, dan setelah berdebat-debat sebentar, dan mengenyampingkan rasa takut, kita setuju buat naik ke atas.

Waktu jaman UAS semester 1 kemarin, Enok udah naik duluan ke atap labkom sama si Brudin. Saya waktu tahu dia sudah berhasil naik duluan, dulu bilang, buat ngajak-ngajak lain kali. Nggak tahunya keturutan. Saya sempet ragu juga sih buat naik, secara kita berdua cewek, dan Enok dengan santainya ngomong, "Tenang Em, kan ada anak PMR. Kalau ada apa-apa ntar mereka yang nolongin." Ya ampuuun. hahaha

(btw, saya ikut deg-degan lagi sembari nulis ini)

Sebelum naik, Enok ngejelasin triknya lebih dulu. Kami rencananya bakal manjat teralis di depan XII-8 di dekatnya tiang, terus setelah sampe di atas genteng XII-8, kami bakal menyusuri gentengnya XII-9, terus sekos dan sampe ke labkom, terus naik lagi.

Dulu saya ngira lebih enak lewat pohon di deketnya genteng sekos, tapi katanya Enok manjat pohon gak segampang keliatannya. Kelihatan gampang soalnya biasanya anak-anak cowok yang ngelakuin, atau kalau nggak anak-anak cowok itu naik langsung dari labkom (yg menurutku cara paling horor)

Kami pun ngelepas sepatu. Nyeker ceritanya. Kalau kalian mikir kita pake training, dan siap sedia, jawabannya nggak. Kami sama-sama pake celana jeans.

Sebelum manajat, kita berdoa dulu, terus salaman. Enok manjat teralis duluan. Kayaknya gampang. Oke, akhirnya giliran saya. Udah manjat sambil gemeteran, sampai tengah-tengah kaki kanan saya kram! Bayangiiiin. Saya langsung takut, dan buru-buru turun. "Diem dulu Em, kamu itu kram soalnya takut." Saya nggak nggubris kata-katanya dia. Pokoknya saya takut titik. Teralisnya goyang-goyang pula. Tarik nafas... untuk yang kedua kalinya saya naik lagi. Kram lagi, gagal lagi, padahal udah beneran mau sampe di ujung genteng. Pokoknya ada empat atau lima kali mungkin saya nyoba, sampai akhirnya saya nyerah... "Nok, udah Nok. Gak berani. Turun aja."

Enok walaupun benar-benar menyayangkan semua ini, akhirnya turun juga. Di bawah dia juga masih semangat ngerayu saya. Tiba-tiba si Limpat (Ketua Osis) lewat, saya iseng tanya, "Dek, enaknya mbak naik nggak?" Sambil mesam-mesem ala Limpat dia jawab, "Oh mau naik? ya monggo mbak. Mumpung nggak ada Pak Mun. Hehehe" Nggak kaget saya, dia ngomong begitu. Bener Emang. Facing your fear! Kalahkan.

Akhirnya... saya setuju buat naik lagi. Kali ini nggak kram lagi, walaupun masih takut. Saya hanya berpikir, sampai kapan saya takut terus. Saya beberapa kali dikuasai oleh rasa takut, dan saya berhasil dikalahkan olehnya. But... This time I won't let it happen again. Pugi halsu opsso!

Akhirnya saya sampai!

Sekitar sepuluh menit pertama, saya cuma berani duduk di ujung genteng sambil megangin tiang. Masih nggak berani gerak sama sekali. Saya masih gemeteran. Saya ini gadis biasa yang suka baca buku, dan lumayan sering bikin kerajinan tangan. Saya nggak pernah manjat-manjat apapun. Saya juga udah ngos-ngosan kalau disuruh push up 2 seri, yang digabung sama sit up, back up, dengan jumlah yang sama, dilanjut lari keliling lapangan. Dan saat itu... hueee... beda sama Enok yang ngakunya lumayan manjat-manjat di rumahnya beberapa kali dan pernah sering banget back up setiap hari.

Sok sok senyum padahal masih gemeteran

Pas udah mendingan
Si Enook
"Nok udahan. Turun ya." saya masih di tempat semula, cuma beda beberapa centi dari awal. Walaupun ngajakin turun tapi saya nekat foto-foto dulu. Haha.

"Yakin Em?"

Jujur saya ragu, ini jelas-jelas sudah separuh dari keinginan saya. Tapi saya takut, perjalanannya masih jauh.


"Iya turun ajah." Hweee.... Tapi Enok tetep 'nyemangatin' saya. Gaya kalau lagi nge-mos-i adek kelasnya keluar, tentu aja gak pake grafik. Hahaha. But thank you, gara-gara itu saya akhirnya lanjut. Kalau awalnya saya mikir, kami bakal nyusuri genteng sambil jalan, ternyata nggak. Caranya? geser posisi duduk. Makanya agak lama, dan tentu saja sapa sih yang gak takut di tempat setinggi itu (buat saya). Gentengnya agak basah karena waktu itu agak gerimis, tapi seiring dengan perjalanan akhirnya reda.

Agak sedikit risky di tikungan genteng dari XII-9 ke sekos. Bayak kabel... Semua ini lebih mengerikan daripada fire walking bung. Ini bukan out bond, ini kehidupan nyata. Selain itu genteng di daerah situ ada lumutnya jadi harus hati-hati biar gak kepleset.

Oke lanjut. Enok jalan duluan baru saya. Sekarang saya sudah sampe di atap koridor sekos. Dari jarak yang lumayan jauh, saya liat Enok sudah sampe di naik-naikan ke atap labkom. Dari awal saya sudah tahu, ini adalah bagian yang paling susah. Karena tinggi kami hampir sama, walaupun Enok sedikit lebih tinggi sih, tinggi undak-udakannya itu sekitar mata kami, dan kami harus naik.
Enok di deket undak2an tinggi yg susah


Enok sempet bingung, "Ini yaapa naiknya Em?" Dia dulu soalnya di tarik dari atas sama Brudin. Awalnya saya berencana deketin dia, terus dorong dia dari bawah. Tapi sebelum saya berhasil mendekat, she made it. Keren banget emang nih anak. 

Akhirnya... giliran saya. Pelan-pelan saya nyoba berdiri. Selain undak-undakannya tinggi, kabelnya banyak. ... Horor. Saya nyoba cara yang sama kayak yang Enok lakuin tadi. Kaki kanan saya bertumpu  di cekungan cendela, dan kaki kiri saya, saya tumpuin di tembok buat dorong badan saya ke atas, tapi licin. Akhirnya saya balik lagi di atap. Kali ini sangat gemeteran.

Saya duduk lagi di genteng. Sangat gemeteran. Sempet pengen nyerah. Tapi ueman pulpulan. "Ayo Em!" Enok lagi-lagi nyemangatin sambil ngulurin tangannnya. Saya pun ngasih dia isyarat, "Bentar, mau nenangin diri dulu. Nanti aku coba lagi."

Cukup lama duduk di genteng situ. Sempet moto juga. Huehehe. Adek kelas (bukan anak paski, anak paski lagi di dalem ruangan) Antariksa berdiri dan menghadap ke saya, nyemangatin (mestinya lho yaaa. Hehehe)

Akhirnya saya berdiri lagi, saya coba cara yang hampir sama seperti sebelumnya, bedanya kaki kanan saya, saya pijakkan entah kemana. Pokoknya saya mengerahkan tenaga sebisa saya, yang ada di pikiran saya cuma ayo Em, do or die. Akhirnya saya berhasil naik. Walaupun badan saya sakit semua, walaupun masih gemetaran. It was a relief. 

Saya jadi ingat teori the darkest hour. Hal paling 'suram', istilahnya, biasanya ada ketika kita sudah dekat sama tujuan kita, sayangnya banyak orang yang menyerah di saat itu. Padahal apa yang ingin diraihnya ada tepat setelah masa-masa yang paling sulit itu.

Sama kayak waktu saya manjat ke atas, dan nggak beda jauh sama kehidupan nyata. Mungkin kita masing-masing banyak nggak sadar kalau kita (mungkin) sudah beberapa kali nyerah di the darkest hour hidup kita. Who knows? karena sudah menyerah itu, akhirnya kita gagal dapet apa yang kita inginkan.

Di atas ngapain ya? Hahaha. Saya sama Enok kayaknya sama-sama spechless. Saya ajakin dia teriak jurusan yang kita pengen buat kuliah nanti, tapi dia gak mau. Hahaha. Tapi Enok emang malu-malu soal jurusan yang dia pengen. Saya sendiri sudah ngomong sama angin apa yang saya mau, bukan teriak, tapi nggak berbisik juga. Hahaha
 
 




Akhirnya... waktunya turun. Ini nggak kalah seremnya sama naiknya. Apalagi di undak-undakan labkom itu tadi. 

Sempet mikir, gimana kalau disini terus sampe malem terus nangis kayak kucing ilang, sampe dipanggilin pemadam kebakaran, kayak di kartun-kartun terus turun dengan 'aman'. Tapi mau nggak mau ya kan. 

Enok turun duluan. Alhamdulillah lancar. Lalu saya... sempet bolak balikin badan, buat nyari posisi yang pas. Lalu semuanya terjadi begitu saja, tumpuan tangan saya kuatkan, dan... turunkan kaki pelan-pelan. Hup. Tau-tau di genteng. Aaaaaa.... brrrr... serem tadi itu. 

Enok ngajakin turun lewat pohon, saya nggak mau. hehehe. Akhirnya kita menyusuri genteng yang lumayan jauh itu tadi, terus turun lewat teralis lagi. Lebih gampang turunnya daripada naiknya. Dan... akhirnya kaki saya nginjak tanah lagi... Alhamdulillah.

Sampai di bawah saya ketawa-ketawa, walaupun sebenernya masih gemeteran. Waktu Enok udah turun juga, Limpat lewat, "Dek, kita udah sampe di atas loooh!" Limpat cuma senyum kalem, "Oh ya? Wah... Untung nggak ada Pak Mun." terus Limpat pamit pergi. Hahaha

What a day! Akhirnya sama Enok memutuskan buat ke kantin, tapi ternyata sudah tutup semua. Terus nggak tahunya Enok di jemput, saya akhirnya ke mushola, buat salat. Sampai waktu salat pun, saya masih lumayan gemeteran. Hahaha. But I was happy. Being able to do something which is somewhat impossible for you is a bliss. 

Sejauh ini... komentar orang-orang yang tahu, bahkan teman sekolah saya sekalipun, 70% bilang saya udah gila, kurang kerjaan. Huehehehe. Sisanya pengen, dan sebel soalnya saya nggak ngajak-ngajak mereka.


*diposkan dari Labkom




Happy Birthday, Adam!
Wish you all the best... Doaku sudah kusertakan dalam setiap bentuk clayku. 
(Gak maksud apa-apa,Mee)

Adam. Err... bisa dibilang teman-tautan-hati teman sekelas saya, Meidi, berulang tahun kemarin tanggal 30 Januari. Dan tentu saja si Meidi yang meminta saya untuk membuat figurine si Adam di depan kampus impiannya. FSRD ITB.

Ada kejadian lucu soal perihal ulang tahunnya Adam ini. Saya inget banget dulu Meidi jelas-jelas bilang kadonya buat tanggal 28 Januari, saya kira itu ulang tahunnya Adam. Ternyata maksudnya si Meidi ini, dia minta tanggal segitu udah jadi.

Dan di tanggal 28 itu, untungnya saya sudah SMS Adam pagi-pagi, makanya saya jadi tahu kalau ulang tahunnya dia nggak di hari itu, kalau nggak bisa-bisa saya sudah publish foto-foto figurine Adam, dan surprise si Meidi gagal. Untungnyaaa.... enggak.

Ngomong-ngomong soal ulang tahun... Saya kapan itu juga ulang tahun. hehehe. Yang ke tujuh belas pula. Sempet ngebet mau bikin post soal ulang tahun saya, tapi belum sempet-sempet. Alhamdulillah, tahun ini jauh lebih menyenangkan dari tahun yang lalu. Hehehe. Buat sebagian orang mungkin ketawa kali ya baca ini. Terima Kasih buat semua ucapan dan kadonya, walaupun saya nggak ngadain pesta, terutama buat Bibul sama Litha. Suwon pol yo nda! Semoga saya menjadi pribadi yang lebih baik, dan senantiasa bersyukur.

Akhir kata: Moga-moga yang bikin clay figurine ini juga bisa keturutan masuk ITB. Amiiin Ya Allah, amiiin.


Acrylic on canvas

Adapted from Nguyen Minh Son's paintings (here)

This is the first time I painted using palette, but just for the flowers and those red trees anyway. The rest was just like usual: painted using brush.




Setiap film pasti punya banyak cerita dibalik pembuatannya. Nah, terkadang ada juga cerita yang panjang sampai bisa dibilang "behind the watch" dari penonton ketika harus menonton sebuah film.

Ini cerita saya... (post-nya panjang lho)

Lebih dari setahun yang lalu, ketika saya sedang melihat-lihat katalog DVD di salah satu tempat penjualan DVD (maaf) bajakan, saya terpaku pada sebuah cover DVD asia. Asalannya simpel : Si cowok di cover film itu tatapannya dalam sekali, dan hell yeah... ganteng, plus cute banget. Hehe. Terus saya liat namanya, "Oh... Won Bin" Saya memang tahu ada aktor Korea terkenal namanya Won Bin, cuma saya belum pernah lihat film maupun dramanya sama sekali.

Cukup lama saya terpaku ngeliatin cover film itu, sampai-sampai salah satu mbak-mbak yang jaga disitu ngeliatin saya dengan heran. Jujur, saya malu banget waktu itu, entah kenapa. Dan saya melanjutkan melihat DVD-DVD yang lain yang ada di katalog itu sambil sok sok nggak terjadi apa-apa. Akhirnya... saya beli film yg saya cari waktu itu, tapi saya nggak beli filmnya si Won Bin itu. Konyol banget, saya malu sama mbak yang mergoki saya.


Saya cuma mengulang-ngulang judul film itu dan nama pemainnya di kepala. FRIENDS. Kyoko Fukada. Won Bin.

Tapi habis itu saya lupa, dan sekitar satu bulan kemudian, ketika saya balik ke tempat beli DVD itu saya akhirnya beli film itu. Jujur saja, dari covernya kelihatan banget kalau itu film jadul, tapi entah kenapa berasa sakral gimana gitu gara-gara ada tulisan "Wish coming true".
Sebenernya saya nggak tertarik beli kalau nggak gara-gara si Won Bin Oppa. Haha. Takutnya kayak film-film jadul yang geje yang biasanya ada di Celestial Movie (Dulu saya pas kelas 2 SMP mesti mantengin Celestial soalnya). 

Waktu di perjalanan pulang saya baca sinopsisnya. Jujur menarik. Ceritanya tentang seorang gadis Jepang, Tomoko (Kyoko Fukada) yang ditinggal temennya di Hong Kong, dan dicopet sama maling. Gara-gara bajunya mirip, Tomoko salah nuduh seorang pemuda Korea bernama Ji Hoon (Won Bin). Walaupun sebel sama Tomoko, si Ji Hoon ini baik hati juga karena mau ntraktir Tomoko makanan, karena Tomoko nggak punya uang. Sebagai gantinya, Ji Hoon minta Tomoko buat main di film indie yang lagi dia bikin.Mereka akhirnya tukar E-mail, dan akhirnya saling jatuh cinta. Tapi... dibalik semua perbedaan besar antar negara,  akankah cinta mereka bersatu?

Penasaran??? TONTON FILMNYA!!! Hohoho

Pas saya nonton di rumah, saya langsung apa yah thrilled by this movie. Tapi... dari awal saya sudah ngerasa gak beres sama DVDnya. Dan benar saja, belum 30 menit pertama sudah nyandet ndet.

Arrrrghh! jujur saya sebel banget, saya udah penasaran sekali. Akhirnya saya menyabarkan diri, dan bertekad buat beli lagi DVDnya.

Beberapa minggu kemudian, saya beli lagi DVDnya. Saya tonton... eh nyandet lagi, sama pula. Nggak sampai 30 menit pertama.

Walaupun sebel, tapi saya nggak sesebal yang pertama. Sudah siap kali ya sama kemungkinan yang ada.

Sempet lupa beberapa bulan, dan ketika saya ke toko DVD saya mesti nyari film itu, tapi cuma di toko DVD yang itu yang ada film Friendsnya. Dan waktu saya kesana... akhirnya saya beli dua DVDnya Friends sekaligus. Jaga-jaga, kalau satunya nggak bisa, masih ada satunya. Jadi total saya punya empat.

Akhirnya.... NGGAK BISA SEMUA. Huhuhuhu. Dan yang paling menyebalkan bagian terjauh yang saya tonton itu pas bagian yang benar-benar menegangkan (walupun itu nggak lebih dari 30 menit pertama -.-"). Ibaratnya kayak pas pemain bola lagi nendang ke gawang, belum tau itu gol apa gak, tau-tau listriknya mati. Yap persis kayak di iklan.

Rasanya... jangan tanya rasanya. Sebel banget lah.

Keempat DVD Friends yang nggak bisa semua

Saking penasarannya akhirnya saya SMS salah seorang teman saya, yang jujur saya sungkan banget minta tolong sama dia, tapi mau gimana lagi, duh pokoknya waktu itu saya belain dah. Dia ini tukang download, makanya saya minta tolong dia downloadtin. Tapi dia bilang gak ada downloadnya Film Friends di internet.

Pas saya cek sendiri, memang nggak ada. Padahal saya udah cari-cari sampe mumet. Waktu saya browsing soal film ini saya baru tau kalau ternyata ini bukan film tapi mini serial, 4 episode. Dan serial kerjasama antara Korea Selatan sama Jepang ini dikeluarin tahun 2002, sebagai ice breaker. Soalnya hubungan keduanya itu katanya gak enak, soalnya Jepang pernah njajah Korea gitu. Tahun 2002 itu kan pas piala dunia di Jepang sama Korsel jadi mau gak mau  dua negara ini harus kerja sama, makanya film ini dibuat sebagai kerjasama yang baik begitu. Dan... ketika saya browsing saya juga dibikin ngiri sama komentar orang-orang yang sudah nonton film ini, pada bilang buagus dan mengharukan.

Masih penasaran, saya sms teman saya tanya soal download film gitu, terus saya cerita kalau saya udah beli 4 DVD tapi nggak bisa semua. Teman saya itu, Dea bilang "Mungkin gara-gara playernya Em. Coba dibawa ke sekolah aja, nanti diputer di playernya laptopnya anak-anak." Masalahnya di rumah saya juga sudah nyoba muter di laptop sama di PC sama aja. Tapi saya berusaha berpikir positif.

Akhirnya saya bawa 4 DVD itu ke sekolah. Teman-teman saya jelas heran, kok mbelani se tuku sampek papat. "Ceritanya gimana sih Em, kok  kamu sampe beli 4." Quro sampe ngomong gitu, haha. Saya cuma bisa jawab, "Duh, bagus pokoknya." Tapiiii... tetep aja. Gak berhasil, sama aja.

Saya masih pengen banget nonton, tapi males beli DVD lagi karena takut rusak lagi.
Pas itu Banjar (Dini) bilang, "Wah aku udah nonton itu Em." Banjar juga bilang bagus banget, dan yang lumayan melegakan, dia janji mau nyariin filmnya di rumah temennya (soalnya itu punya temennya) kalau pulang ke Banjarmasin nanti.

Bulan berlalu, liburan tiba. Saya setia ngingetin Banjar pas sebelum pulang ke Banjar buat nyariin tuh film. Tapi ternyata file filmnya juga sudah ilang. Huaaaa. Pupus deh harapan saya. Waktu itu cuma bisa, ya sudahlah.

Bulan berlalu terus, dan lagi-lagi saya iseng browsing soal download Friends di internet. Eh, nggak tahunya. Ada! dan itu juga baru di upload pertengahan tahun 2011. Tapiii... internet saya lambatnya itu setengah mati, sedangkan satu episode film itu sekitar 700 mb, total sudah hampir 3 giga. Ya sudah, putus asa lagi. Nanti waktu liburan, saya mbatin. Sapa tahu internetnya cepet. Amin.

Akhirnya... libur lagi. Kali ini libur pergantian semester baru, sama natal plus tahun baru. Waktu lagi browsing, kebetulan saya ingat. akhirnya saya nyoba download. Kalau di komik, rahang saya udah jatoh tuh, pas tau kalau download satu episode aja butuh 4 hari. APA?!?!? Saking lambatnya. Dan tentu saja, orang tua saya pasti nggak bakal ngijinin saya download sebuanyak itu.

Saya pun nyoba hal yang mustahil, muter ke-empat DVD saya itu. Sapa tahu... sapa tahu... ada keajaiban gituh. DVDnya nggak nyandet. Tapi... tetep aja. Sama aja. Saya malah tenggelam di rasa penasaran lagi. Hhh... tiba-tiba saya inget liriknya Arctic Monkeys yang "Curiosity can become a heavy load"

Akal saya nggak habis, kebetulan lagi liburan, dan internet lagi lumayan lancar, saya nyari mini serial itu di youtube. Ternyata ada!!! Total ada 22 part, dan saya cuma baru nonton sampai part 7 atau 6 gitu. Dan... malam itu saya nge-buffer belasan video di laptop. Saya buka buanyak tabs di dua browser. Saya belain tidur cepet, karena biar cepet pagi, karena saya yakin besok paginya semua video itu pasti sudah selesai bufferingnya.

Paginya saya bangun. Wah, enak sudah segar. Saya kaget pas bangun ternyata ada adek saya tidur di kamar saya, tapi di lantai. Dia emang ngebo, bisa tidur dimana aja. Dan memang kebiasaannya adek saya tau-tau pindah gitu tengah malem. Akhirnya saya sarapan dulu, biar gak laper pas nonton.

Tralala... trilili... saya menghampiri laptop saya dengan sumringah. Saya klik. satu kali. Dua kali. Lho kok... nggak bisa. Saya liat lampu di bagian samping... mati. Saya liat colokan charger... lepas. Langsung lemes. Laptop saya sudah 4 tahun, baterenya nggak sekuat dulu, kalau dibuat ngenet pasti cepet habis, sengaja saya charge memang. Rupanya, chargernya kemarin kesandung adik saya (colokannya di dekat pintu), tapi nggak dibenerin sama dia. Dia mah langsung aja nggletak tidur lagi. Pantesan laptopnya mati. Sia-sia bufferingnya. Jujur, saya sebeeeeeelll banget. Huh.

Tapi saya masih nggak nyerah, saya akhirnya ke warnet. Lumayan jauh dari rumah tapi buka 24 jam. Saya minta masnya downloadtin Friends itu, tapi nggak mau masnya. Jadi saya nggak ngenet disitu, saya minta masnya yang download, tapi saya bayar. Seenaknya sendiri sih emang. Tapi dulu masnya yang itu pernah saya tanyain dan dia bilang bisa.Tapi saya nggak mau maksa banget, akhirnya saya pulang nggak dapet apa-apa.

Saya akhirnya SMS Mochan, soalnya temennya dia ada yang jual jasa download. Tapi... katanya Mochan jasanya udah tutup. Untungnya.... untungnya nih... dia ada temen lain yang juga jualan jasa download plus file film, dan... nggak taunya saya kenal. Namanya Samuel, dulu saya pernah satu tim sama dia pas lomba advertising dan juara dua. Hahaha,

Siapa sangka kalau Samuel punya usaha gituan. Si Samuel ini teman SSCnya Mochan. Akhirnya saya beli banyak film di dia, soalnya murah kalau paketan (20 giga = 80 ribu rupiah, itu udah dapet banyaaaak)

Akhirnya kemarin tanggal 4 Januari saya ke SSC, saya belain deh. Saya pinjam hardisknya papa saya. Terus waktu istirahat dia pulang ngambil filenya, masukin ke hardisknya itu. Betewe, filmnya luengkap soro. Apalagi animenya, weh dia ada dari tahun 97. Saya sampe heran.

Begitu saya pulang saya langsung nonton, lupa kalau saya belom mandi (Sebelum ke SSC saya ada urusan dulu soalnya.) Adek saya nimbrug... Tau-tau pas filmnya selese sudah malem, saya juga belom makan. Hahaha


Orang-orang di Internet sama Banjar emang gak bohong, bagus banget...

Mengharukan puol. Selain itu dalem juga, nggak cuma soal cinta, perbedaan budaya, dan yang paling penting passion dalam hidup. Gara-gara baca bukunya Renee Suhardono yang "Your Job is not your Career", saya jadi tahu gimana pentingnya passion daam hidup seseorang, dan bahkan orang yang sudah punya jabatan penting pun belum tentu tahu passionnya apa. Passion is not something you're good at but it's something you enjoy the most (ini dari buku itu)

Sudahlah, buagus pokoknya. You have to watch Friends too...

Download Friends (klik disini)
Buat yang mau nyicil nonton, lewat youtube ya (disini)
Soundtracknya (nggak disarankan liat videonya buat yang belom liat)

Walaupun nggak nyambung, tapi akhirnya untuk pertama kalinya dalam hidup, kemarin malam saya tidur sendirian dengan lampu dimatiin. Hehehe.

Betewe, Won Bin lagi dimana-dimana lho, nggak percaya?


Dan saya juga baru tau kalau Won Bin yang emang buat diiklanin di Indonesia. Lucu banget barusan buka forum yang isinya foto-foto billboardnya Iklan LG di berbagai kota di Indo, aja juga fansnya yang nye-scan koran Indonesia yang ada iklannya. Hahaha


Powered by Blogger.